KeizalinNews.com, Belitung Timur – Peringatan Malam Nuzulul Qur’an di berbagai negara ternyata berbeda. Jika di Indonesia Malam Nuzulul Qur’an diperingati setiap tanggal 17 Ramadan, namun di Arab dan negara Timur Tengah peringatannya ternyata pada malam ke 27 Ramadan.
Dalam Peringatan Nuzulul Qur’an dan Safari Ramadan Pemkab Beltim di Mesjid Agung Darussalam, Rabu (28/4/21) Malam, Ustaz Sumardi menyatakan asal-usul peringatan Nuzulul Qur’an pada 17 Ramadan karena usul dari Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pertama Buya Hamka. Sejak itulah Umat Islam di Indonesia memperingati Nuzulul Qur’an pada setiap 17 Ramadan.
“Buya Hamka, dulu beliau Ketua MUI yang pertama. Beliaulah yang mengusulkan saran Peringatan Nuzulul Qur’an kepada Presiden Soekarno agar diperingati Negara setiap tanggal 17 Ramadan,” ungkap Sumardi mengawali ceramahnya.
Saat itu Bangsa Indonesia baru merdeka. Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, kebetulan dilaksanakan saat Bulan Ramadan. Sehingga angka 17 punya makna tersendiri bagi umat Islam di Indonesia.
“Alasan pemilihan tanggal 17 Ramadan, berdasarkan waktu turunnya surah pertama, Surat Al Alaq, ayat 1 sampai 5 yang turun yang turun pada malam ke 17 Ramadan yang di Goa Hira itu,” jelas Sumardi.
Diakuinya waktu peringatan Nuzulul Qur’an di Indonesia berbeda dengan yang ada di Arab. Bahkan penafsiran kapan sebenarnya malam Nuzulul Qu’ran atau Lailatul Qadr di antara ulama juga berbeda-beda.
“Kalau di Arab mereka memperingati berdasarkan Al Qur’an yang turun dari Lauhul Mahfuz ke Baitul Izzah, langit pertama satu kitab. Atau biasa juga disebut Malam Lailatul Qadr itu, sesuai dengan Hadist Nabi,” terang Sumardi.
Namun terlepas dari adanya perbedaan itu, Guru di SMK Negeri Dendang menyatakan tidak perlu jadi permasalahan. Yang terpenting adalah bagaimana amalan yang ada di dalam Al Qur’an dapat dijalankan, terutama di Bulan Ramadan.
Malam Peringatan Nuzulul Qur’an Pemkab Beltim dibuka oleh Bupati Beltim Burhanudin. Turut hadir Wakil Bupati Beltim Khairil Anwar, Forkopimda Kabupaten Beltim, para tokoh agama, pimpinan OPD dan masyarakat umum. (My/@2!)