Kopi Liberika Tanaman Lokal Belitung Yang Terlupakan

Kopi Liberika Tanaman Lokal Belitung Yang Terlupakan

KeizalinNews.com, Belitung Timur

Dipilihnya bibit kopi Liberika saat kegiatan Peringatan Hari Lingkungan Hidup di Desa Mengkubang Kecamatan Damar, ternyata punya alasan tersendiri. Selain bibitnya yang sudah sangat adaptif dengan kondisi alam Pulau Belitong, pelestarian terhadap buah lokal yang sudah tergerus jaman juga jadi pertimbangan.

Bacaan Lainnya

Kepala UPT Balai Pembenihan Kecamatan Damar Hasbullah Akbar mengatakan dengan perlakuan tertentu lahan bekas tambang tambang sangat potensial untuk dilakukan budidaya tanaman kopi. Penggunaan benih atau bibit tanaman haruslah menggunakan benih bermutu dan bersertifikat, sehingga hasil panen yang didapat nantinya tidak menghianati petani.

“Akan tetapi, tanaman lokal yang telah lama tumbuh dan berproduksi di sekitar masyarakat pun harus dijaga dan dirawat keberadaanya, karena daya tahan dan daya tumbuhnya telah teruji,” kata Hasbullah kepada Diskominfo Beltim, Minggu (6/6/21).

Hasbulah pun mencontohkan tanaman lokal kopi Liberika. Tanaman kopi dengan nama ilmiah Coffea canefora var Liberica ini sudah lama tumbuh di tanah Belitung, malah sejak tahun 1874. Sayangnya, popularitas kopi asal Liberia Afrika ini kalah jauh dengan kopi Rubusta maupun Arabika.

Aromanya yang tajam serta rasa pahit yang kental membuat tanaman kopi ini kurang punya pangsa pasar lokal. Hal inilah yang membuatnya ditinggalkan oleh petani kopi di Indonesia. Padahal di luar negeri kopi jenis ini punya pasar tersendiri dan bernilai ekspor.

“Perlu upaya untuk menjadikannya tanaman unggul lokal yang tersertifikasi nantinya. Pun masih banyak tanaman buah lokal lain yang semakin tergerus oleh zaman dan perlu perhatian bersama,” ujar Hasbullah.

Sementara itu Plt Camat Manggar Abdul Rachim mendorong semua pihak terlibat dalam upaya untuk memanfaatkan lahan yang ada agar melakukan budidaya tanaman kopi. Sehingga nanti akan terjadi swasembada kopi di Kabupaten Belitung Timur dengan kopi asli Pulau Belitong.

“Sebagai kecamatan yang telah ditetapkan sebagai Kota 1001 Warung Kopi, kami ingin adanya swasembada kopi, terutama kopi asli Pulau Belitung. Lahan-lahan yang ada dapat untuk membudidayakan tanaman kopi lokal,” kata Boim sapaan Abdul Rachim.

Boim pun sangat mengapresiasi ketika ada kelompok pelajar dan pemuda yang peduli terhadap lingkungan khususnya mengembalikan ekosistem yang rusak dengan melakukan penanaman bibit pohon.

“Apalagi kegiatan ini merupakan salah satu upaya pelestarian tanaman unggul lokal. Ke depan kite berharap Pulau Belitong menghasilkan kopi asli kite, sesuai dengan indikasi geografis, selain faktor ekonomi yang memang berharap akan terjadi swasembada kopi,” ujar Boim. (MY/@2!)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *