Keizalinnews.com, PALI–BumiAyu berduka menyelimuti desa Bumiayu kecamatan tanah abang kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) Provinsi Sumatera Selatan, setelah salah seorang putra terbaiknya pengrajin resam kabupaten PALI, yakni Citra Anjasmara Bin Nibun, (53 tahun) meniggal dunia, Rabu (2/11). Pria asal Bekasi Jakarta Selatan, ini dikenal sebagai seorang perajin resam Berbagai penghargaan dari pemerintah didapatkan almarhum Citra Anjasmara, Bahkan hasil karya nya sering dijadikan cindera mata bagi tamu- tamu yang berkunjung kecandi Bumiayu PALI,
Saat bertandang ke rumah duka, nampak piagam penghargaan dari pemerintah ditempel dinding, selain itu beberapa kerajinan nya dipajang di tembok rumah, dan masih ada yang belum sudah dianyam dirumahnya almarhum, juga yang sudah dianyam kerajinan almarhum masih tersisa dirumah almarhum, serta foto almahum bersama pejabat tinggi negara.
Menurut Tamranin toko masyarakat, juga mantan kepala desa ini, almarhum tidak lama menderita komplikasi penyakit paru-paru. dan maag kronis, Karena kondisinya droop akhirnya pihak keluraga membawa almahum berobat di Rumah sakit Palembang Hampir sepekan menjalani rawat inap akhirnya, Rabu (2/11) Cinta meninggal dunia. “ almahum menderita sakit maag kronis dan akhirnya merembet ke paru-paru,”kata Tamrani, Rabu (2/11/22)
Masih kata Tamrani penyakitnya paru paru dan maag kronis menurut info dari keluarga almarhum,. Citra ini seorang toko masyarakat Desa Bumi Ayu kecamatan Tanah Abang PALI, dan juga pengrajin resam .yg telah meninggal dunia pada hari ini Rabu (2/11), yang akan di ke bumikan pada besok Kamis (3/11)
“Almarhum dari tahun 2009 saudra citra Anjasmara tercatat sebagai prangkat Desa Bumi Ayu dan berakhir tahun 2017 selama hidupnya saudara citra Anjasmara telah berbuat untuk ke majuan Desa Bumi Ayu PALI,” ujar Tamrani
Masih ditempat yang sama, Saprin Kepala desa BumiAyu PALI, almarhum bisa dibilang sebagai pioner perajin resam di kabupaten PALI Keahlian membuat bermacam anyaman resam yang dibuat nya,
“Keunikan dan keindahan karya seninya, beberapa kali almarhum sempat mengikuti pameran, dari mengikuti pameran tersebut karya seni almarhum akhirnya diketahui oleh bebagai kabupaten, kota, yang ada di Sumatera Selatan, bahkan sampai ke luar provinsi, kemudian karya seni almarhum dijadikan cinderamata bagi tamu negara. “
“Karena banyaknya perintaan, almahum kualahan mengerjakan sendiri dan mulailah mengajak tenaga dari seputran, Desa Bumiayu PALI, yang berjumlah sekitar 10 orang. “Karena masih awam dengan seni anyaman resam nya,, almarhum secara telaten membingbing pekerjanya,
sembari menambahkan belakangan ini memang almarhum sering sakit dan akhirnya meninggal karena komplikasi penyakit maag kronis dan paru-paru yang dideritanya.” tutur kades.
(Jiemie)