Keizalinnews.com|Takengon– Menanggapi pernyataan eks mantan Rektor UGP di beberapa media bahwasannya Eliyin selaku eks rektor ugp yg telah dipecat menyatakan bahwasannya ada 5 mahasiswa yg menghalagi terjadinya proses wisuda ke XII UGP
Exs rektor Eliyin mengatakan 5 orang mahasiswa ini adalah orang yang menganggu dan akan membatalkan kegiatan wisuda tersebut.
Akan tetapi, 5 pimpinan ORMAWA telah mengeluarkan Himbauan kepada seluruh wisudawan/ti agar tidak terlebih dahulu mendaftarkan dirinya untuk wisuda karena kita ketahui bersama bahwasannya Eliyin sendiri bukan lagi rektor UGP yang sah.
Tetapi Eliyin beserta koleganya tetap bersikukuh kalau dia itu tetap rektor dan ini akan berakibat fatal terhadap legalitas serta keabsahan dari ijazah para wisudawan/ti tersebut.
Kemudian, 5 Pimpinan ORMAWA UGP ini dianggap penganggu dan ingin menggagalkan wisuda yang sudah di tetapkan exs rektor UGP, 5 pimpinan dari masing masing ormawa UGP, yaitu:
1. Muhammad Sahlan (Presma/Pimpinan PEMA)
2. Mude Teger Nituah (Ketua BEM FEB)
3. Heru Ramadhan (Ketua BEM FISIP)
4. Syahdan Syahputra (Ketua BEM FP)
5. Muhtady (Ketua BEM FT)
Mude Teger Nituah BEM FEB mengatakan “Kami diserang secara pribadi bahkan personal padahal kami selama ini bergerak berdasarkan aspirasi mahasiswa dari lembaga Ormawa yang kami Pimpin”, Ungkapnya.
“Kami juga telah dituduh bahkan difitnah akan menggagalkan wisuda tahun ini, kami hanya mengeluarkan slayer yg berisikan Himbauan bukan Larangan kepada Wisudawan/ti.
Karena sangat disayangkan apabila mahasiswa wisuda ijazahnya tidak ada legalitas dan keabsahan,
Kami merasa rugi karena telah memberikan waktu minimal 4 tahun untuk kuliah belum lagi dana yang kami keluarkan selama 4 tahun dan mendapatkan ijazah yg tidak ada keabsahan serta legalitasnya”,Pungkasnya.
Sangat di sayangkan penyerangan personal yang dilakukan oleh exs rektor tersebut dan membangun narasi pembenaran,
Kami mahasiswa akan melawan tindakan konyol Eliyin yang sudah dipecat Dan kami Mahasiswa menilai Eliyin terlalu berani mengangkat dirinya kembali sebagai rektor yang sah,
Dengan alasan bahwa PIN Ijazah sudah dikeluarkan oleh Kemenristekdikti RI dan sudah dilaksanakan yudisium oleh fakultas.Kalau pelaksanaan yudisium itu sudah tepat dilakukan oleh pimpinan fakultas.
Terkait wisuda kami menghimbau agar mahasiswa tidak dirugikan dua kali,rugi dari biaya wisuda dan rugi dari keabsahan Ijazah.
Jadi kepada para wisudawan/wati tolong dicermati secara bijak dan bila perlu bila ada pihak panitia dengan meyakinkan mahasiswa maka mereka perlu membuat pernyataan tertulis yg dibubuhi materai”,Terangnya.
Apapun konsekuensinya Mahasiswa tetap komitmen dengan himbauan yang telah kami keluarkan didalam slayer/selebaran 2 hari yg lalu,
Jadi ini merupakan semacam akal bulus dari Eliyin dengan memanfaatkan panitia wisuda agar mahasiswa secara tidak langsung menganggap kalau dirinya itu tetap sebagai rektor,
Padahal kalau Eliyin seorang akademisi yang bijak bukan berarti dia memaksakan kehendak harus tanggal 27 dilaksanakan wisuda tersebut karena ini dapat ditunda sampai bulan maret sampai LLDikti 13 sudah mengeluarkan keputusan yg isinya menyatakan mana rektor yang resmi atau diakui sah oleh secara aturan.
“Sebaiknya Eliyin fokus saja pada kasusnya yg sedang berproses di Polres Aceh Tengah dan seharusnya Eliyin sejak dilaporkan sudah di non-aktifkan dari kegiatan akademik maupun non akademik di UGP.
Bukan malah membalikkan keadaan dengan menggiring opini dan mengajak media memberikan informasi yang salah serta menuduh mahasiswa bahkan mengancam mahasiswa akan dilaporkan ke pihak berwajib”,Tegasnya.(*)