Musyawarah dan Doa Bersama Keluarga Keturunan Raja Sentani, Akibat Longsor TPU Desa Siku

Musyawarah dan Doa Bersama Keluarga Keturunan Raja Sentani, Akibat Longsor TPU Desa Siku
Oplus_0

Muara Enim/ Akibat tanah longsor di area Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Siku yang menyebabkan beberapa makam terancam longsor ke Sungai Lematang, keluarga besar keturunan Kerio Sampang bin Kerio Jalangan, keturunan Raja Sentani, mengadakan musyawarah dan doa bersama pada Selasa, 13 Agustus 2024. Acara ini berlangsung di kediaman Sabtudin, cucu dari Kerio Sampang.

Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari musyawarah sebelumnya pada 18 Juni 2024, di mana keluarga besar sepakat untuk memindahkan 60 makam leluhur yang terancam oleh longsoran. Pemindahan makam ini dijadwalkan berlangsung pada 20 Agustus 2024. Selain itu, pertemuan ini juga menetapkan Ibrahim bin Kerio Sion sebagai sesepuh keturunan Kerio Sampang di Desa Siku, menggantikan posisi yang sebelumnya diemban oleh Kerio Rais, cucu dari Kerio Sampang.

Bacaan Lainnya

Acara ini dihadiri oleh Plt Sekretaris Camat (Sekcam) Empat Petulai Dangku, Sabriansyah, S.H., bersama staf kecamatan, perangkat Desa Siku, serta tokoh masyarakat setempat. Sabriansyah menyampaikan bahwa kehadiran pihak kecamatan merupakan bentuk dukungan atas permintaan keluarga Sabtudin dalam upaya pemindahan makam akibat longsor di TPU Desa Siku.

“Acara ini bukan hanya kewajiban keluarga, tetapi juga wujud silaturahmi dan menjalin hubungan baik antar anggota keluarga dan pemerintah,” jelas Sabriansyah.

Sabriansyah juga menekankan pentingnya menjaga keharmonisan dan kekompakan antar keluarga, pemerintah desa, dan kecamatan untuk mencegah potensi konflik. Ia mengimbau agar setiap persoalan diselesaikan melalui musyawarah.

Dalam kesempatan tersebut, keluarga besar juga menunjuk dua pengurus dari luar Desa Siku, yakni Ibnu, perwakilan keturunan di Bengkulu, dan Ibrahim di Jambi, untuk memimpin upaya pemindahan makam dan menjaga silaturahmi keluarga.

Ibrahim, sebagai sepupu tertua dari keluarga, memberikan pesan penting kepada seluruh keturunan Kerio Sampang yang hadir. Ia menegaskan bahwa pemilihan pengurus keluarga didasarkan pada kemampuan dan kecakapan, bukan gelar atau jabatan.

“Alhamdulillah, proses pemindahan ini sudah berjalan 75% dan akan segera diselesaikan. Pemindahan makam ini bukan hanya sekadar tugas, tetapi amanah yang harus dijaga dengan baik,” ujar Ibrahim.

Dalam akhir pesannya, Ibrahim meminta seluruh keturunan Kerio Sampang untuk tetap menjaga persatuan, baik yang berada di Desa Siku maupun di luar, serta menjadikan musyawarah sebagai solusi dalam setiap masalah yang muncul di keluarga. (Jiemie

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *